Agama Islam adalah agama yang diajarkan  langsung oleh Sang Maha Pencipta Allah swt yang diwahyukan melalui  pembawa risalahnya Rasulullah Muhammad saw dengan bersendikan Iman,  Islam dan Ihsan, yang mempunyai nilai keluhuran yang tinggi dibanding  dengan agama-agama lain yang diciptakan oleh Manusia. Agama yang  diturunkan berdasarkan wahyu Allah disebut agama samawi/agama langit  yaitu: Yahudi, Nasrani dan Islam. Islam adalah sebagai agama penutup dan  sekaligus sebagai penyempurna dari agama-agama sebelumnya Yahudi dan  Nasrani.  Islam adalah agama yang telah disempurnakan oleh Allah, dan  diakui sebagai satu-satunya agama yang harus dianut oleh seluruh Manusia  yang berada di muka bumi ini. Hal ini dijelaskan dalam Al-qur’an:
“pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan ni’mat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agamamu” (QS. Al-Maida :3)
“Sesungguhnya agama yang diakui di sisi Allah adalah Islam” (QS. Ali Imran: 19)
“Dan barang siapa yang mencari selain  Islam sebagai agama anutannya, maka tidaklan diterima oleh Allah  daripadanya dan di akhirat ia termasuk golongan orang-orang yang merugi” (QS. Ali Imran: 85)
Agama Islam adalah agama yang mengatur,  membimbing, mengajarakan berbagai ilmu dan membangun manusia seutuhnya,  menjadi insan kamil menuju “mardhotilaah” (yang diridhoi Allah)  agar  hidup menjadi sejahtera lahir dan bathin serta bahagia baik di dunia  maupun diakhirat kelak.
Pemeluk agama Islam harus dapat  mengamalkan ajaran agama dengan baik dan benar, maka hendaknya  mempelajari Islam secara “Kaffah” (menyeluruh) tidak memilih menjalankan  ajaran yang ringan-ringan dan meninggalkan ajaran yang dianggap berat,  karena sesungguhnya seluruh ajaran islam adalah ringan bagi orang yang  memahami hakekat ajarannya  serta mengharap dapat “bertemu” dengan  Allah.
Cara memahami agama Islam telah diterangkan dalam sebuah hadits Rasul seperti berikut:
“Umar bin Khatab ra berkata: “pada suatu  hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba  muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, rambutnya sangat  hitam, tidak kentara padanya bekas perjalanan dan tidak seorangpun  diantara kami yang mengenalnya. Duduklah dia dekat Nabi,  lalu  disandarkannya kedua lutunya kepada kedua lutut Nabi, dan diletakkan  kedua telapak tangannya diatas pahanya, lalu berkata: “Ya Muhammad,  kabarkanlah kepadaku apakah Islam itu?” Rasulullah SAW menjawab : Islam  yaitu:
- Mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah.
 - Mendirikan Shalat
 - Mengeluarkan Zakat
 - Berpuasa di bulan Ramadhan
 - Mengerjakan Haji ke bantullah jika mampu baginya melakukan perjalanan.”
 
“Benar Engkau” kata orang itu, maka kami  tercengang memperhatikan orang itu karena dia yang bertanya dia pula  yang membenarkan. Kemudian laki-lali itu bertanya lagi “Kabarkan kepada  ku apakah iman itu?”  Rasulullah menjawab “iman itu percaya kepada: 1)  Allah, 2) Malaikant,  3) Kitab-kitab, 4) Rasul-rasul, 5) Hari kemudian   dan 6) kepada taqdir baik dan buruknya dari Allah SWT.” “Benar” kata  orang itu, maka laki-laki itu berkata lagi “Kabarkan kepada ku apakah  ihsan itu?”  Rasulullah menjawab “Ihsan yaitu menyembah kepada Allah,  seolah-olah engkau melihat Allah, dan jika kamu tidak dapat melihat  Allah maka Allah tetap melihat kamu”. Kemudian dia bertanya lagi  “Bilakah hari kiamat itu?” jawab nabi: “Orang yang ditanya tidak lebih  baik dari pada yang bertanya”.  “kalau begitu terangkan tanda-tanda  kiamat”  jawab Nabi : “Jika hamba sahaya telah melahirkan majikannya,  dan orang-orang fakir-miskin tidak bersepatu, tidak berpakaian, hidupnya  hanya mengembala kambing, mereka berlomba-lomba untuk membangun  gedung-gedung besar”. Kemudian laki-laki itu pergi. Sayapun termenung  sejenak, lalau Nabi bertanya “Ya Umar tahukah kamu siapa yang bertanya  itu?” jawab Umar : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Sabda Nabi:  Itulah malaikat Jibril, datang mengajarkan Agama Islam kepadamu” (HR.  Muslim).
Demikian Malaikat Jibril AS mengajarkan  ummat manusia tentang Islam melalui dialog dengan Rasulullah Muhammad  SAW yang didengarkan oleh Umar bin Khatab dan sahabat yang lain.  Malaikat mengajarkan tentang keimanan; kepada siapa saja kita beriman  dan apa saja yang wajib kita imani.  Iman yang pertama ialah Iman kepada  Allah yang maha Kuasa lalu kepada Malaikat sebagai “Pembantu” Allah  menjalankan sunatullah – peredaran matahari dan planet lain, mengatur  siang dan malam, mengatur rezeki, hujan, panas, dingin dan sebagainya  yang terjadi dimuka bumi, juga percaya kepada para nabi dan Rasul –  manusia yang dipilih oleh Allah untuk mengemban tugas membawa Risalah  Agama Allah yang disampaikan kepada manusia. Setiap satu kaum di satu  zaman diutus seorang rasul sebagai pemberi peringatan bagi kaum  tersebut. Sejak zaman Nabi Adam AS sampai dengan Nabi penutup Rasulullah  Muhammad SAW.
Disamping itu juga manusia harus meyakini  adanya kitab-kitab Allah (kitab suci) yang diturunkan kepada suatu kaum  melalui nabinya sebagai pedoman aturan hidup beragama, juga percaya  akan datang hari kemudian, hari akhirat, hari pembalasan, hari  persiadangan bagi ummat manusia untuk mempertanggungjawabkan segala  seuatu yang telah dikerjakan dunia, baik amal buruk maupun amal  kebajikan. Terakhir manusia harus mempercayai adanya takdir, apakah baik  bagi manusia atau buruk yang di terima semua itulah adalah kehendak  Yang maha Kuasa, yang Maha Penentu, yang Maha Bijak dan yang Maha  mengetahui atas segala sesuatu.
Selain tentang  keimanan Malaikat Jibril  juga mengajarkan tentang ajaran menjalankan syariat agama, melakukan  ibadah-ibadah yang menjadi dasar agama Islam seperti mengucapkan dua  kalimat Syahadat, mendirikan shalat, berzakat, berpuasa di bulan  Ramadhan serta menunaikan ibadah haji ke Baitullah di Makkah.  Ibadah-ibadah ini sebagai bukti keimanan yang dituangkan dalam bentuk  kegaiatan fisik yang syarat, waktu dan tempat telah ditentukan oleh  Allah SWT.
Jibril juga mengajarkan tentang ihsan.  Bagaimana manusia tetap percaya kepada Allah sebagai Tuhan yang selalu  mengasihi dan mengawasi sepak terjang manusia. Manusia harus yakin  walaupun dia sendiri tidak dapat melihat Allah dengan mata fisik namun  hakekat Allah dapat terlihat oleh mata bathinnya. 
sumber : http://kongjaya.wordpress.com 

